Rabu, 01 September 2010

Misteri Cinta Tuhan

Sebuah keluarga Inggris dikisahkan sangat kecewa karena gagal naik Titanic. Keluarga ini sudah menabung cukup lama, telah membuat rencana perjalanan rinci, dan membayangkan sejuta nikmat bertamasya. Tapi ketika mimpi itu hampir kenyataan, si bungsu digigit anjing. Dokter melarangnya berlayar. Ibunya terpaksa tinggal. Dan akhirnya seluruh keluarga batal berangkat padahal tiket sudah di tangan. Tapi ketika kabar tenggelamnya Titanic pecah beberapa hari kemudian, rasa kecewa dan marah mereka berubah menjadi rasa syukur dan bahagia tak terperikan. Si bungsu yang sempat dituduh oleh kelima kakaknya sebagai pembawa sial tiba-tiba berubah menjadi pahlawan tercinta.
Umumnya, cerita seperti di atas disyukuri orang, karena percaya bahwa Tuhanlah yang menyelamatkan mereka. Atau ketika si pengisah membuat moral cerita, janganlah kita kecewa kalau menghadapi musibah, karena bisa jadi hal itu merupakan rahmat terselubung, biasanya orang juga mengamini dengan takzim.
Tapi, sebagai pembaca kritis, kita juga seharusnya bertanya, mengapa anak-anak dari keluarga lain tidak digigit anjing juga? Tidakkah Tuhan sayang pada mereka? Dan tidakkah Tuhan cinta pada korban-korban tragedi berseri di Indonesia yang kita saksikan 5 tahun belakangan ini?
Kita tahu, korban bom sudah ratusan orang. Apalagi kalau ditambah ribuan korban konflik di Poso, Aceh, dan Papua. Selain itu, ribuan perusahaan tenggelam diterjang badai krisis disertai puting beliung sosial politik. Lebih 80 juta orang kini terperosok ke bawah garis kemiskinan. Ratusan trilyun uang menguap karena api, skandal, dan devaluasi. Tak terhitung korban psikologis dalam bentuk ketakutan, trauma, stres, kebencian, amarah, serta padamnya kasih sayang pada sesama dan melemahnya iman pada Tuhan.
Sekali lagi kita diperhadapkan pada misteri, tidak sayangkah Tuhan pada mereka? Jelas, tak mudah menjawabnya, terutama bila Anda sendiri atau kekasih Anda telah turut menjadi korban.
EL-Spiritual

Tidak ada komentar:

Posting Komentar